Reaksi senyawa karbon pada umumnya merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Ada beberapa jenis reaksi senyawa karbon, diantaranya yaitu reaksi substitusi, adisi, dan eliminasi.
- Reaksi Subtitusi
Pada reaksi substitusi, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan oleh atom atau gugus atom lain. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa yang jenuh (semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal), tetapi dengan kondisi tertentu dapat juga terjadi pada senyawa tak jenuh.
Contoh:
Reaksi adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap atau rangkap tiga, termasuk ikatan rangkap karbon dengan atom lain, seperti pada C=O dan pada
Dalam reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.
Untuk alkena atau alkuna, bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka arah adisi ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak atom H-nya (“yang kaya semakin kaya”).
3. Reaksi Eliminasi
Pada reaksi eliminasi, molekul senyawa berikatan tunggal berubah menjadi senyawa berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil. Jadi, eliminasi merupakan kebalikan dari adisi.
Contoh:
Eliminasi air (dehidrasi) dari alkohol. Apabila dipanaskan dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 1800C, alkohol dapat mengalami dehidrasi membentuk alkena.
Untuk membedakan ketiga jenis reaski di atas dapat dilakukan dengan melihat ciri2nya yang dengan mudah akan teramati :
- Pada reaksi subtitusi ruas kanan dan ruas kiri tidak terdapat ikatan rangkap atau bila di ruas kiri ada ikatan rangkap maka ruas sebelah kanan masih ada ikatan rangkap tersebut.
- sedangkan pada reaksi adisi mempunyai ciri ruas sebelah kanan (sebelum reaksi) terdapat ikatan rangkap sedangkan di ruas sebelah kiri (setelah reaksi) ikatan rangkap tersebut hilang atau berkurang dari rangkap 3 menjadi rangkap 2.
- kemudian pada reaksi eliminasi mempunyai ciri2 kebalikan dari reaksi adisi, yakni di ruas sebelah kiri tidak ada ikatan rangkap kemudian di ruas sebelah kanan menjadi ada ikatan rangkapnya.
4. REAKSI REDOKS
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. suatu reaksi dinyatakan sebagai oksidasi jika bilangan oksidasi karbon bertambah, sebaliknya dinyatakan sebgai reaksi reduksi jika bilangan oksidasi karbon turun. Berbagai macam pengoksidasi digunakan dalam reaksi senyawa karbon, misalnya udara (oksigen), larutan kalium permanganate, larutan kalium dikromat, kromium (III) oksida, pereaksi fehling, pereaksi Tollens. Adapun contoh dari reduktoradalah hydrogen. Adisi hydrogen tergolong reduksi.
REAKSI-REAKSI YANG TERJADI PADA SENYAWA TURUNAN ALKANA:
- ALKOHOL
- Alkohol primer, gugus -OH diikat oleh C primer yakni atom C yang hanya mengikat 1 atom C lain sehingga letaknya berada di pinggir rantai C
- Alkohol sekunder, gugus -OH diikat oleh C sekunder yakni atom C yang mengikat dua atom C lainnya sehingga letaknya berada ditengah2 rantai C yang lurus
- Alkohol tersier, gugus -OH diikat oleh C tersier yakni atom C yang mengikat tiga atom C lainnya, alkohol tersier ini mempunyai ciri awalan namanya kembar. sebagai contoh nama alkohol tersier diatas adalah 2 metil 2 propanol.
Reaksi-reaksi Pada Alkohol
Perhatikan hasil dari kedua reaksi di atas. Walau sama-sama reaski subtitusi namun hasil sampingannya berbeda. Pada reasksi dengan logam Na terjadi subtitusi Na dengan H yang diikat O dan menghasilkan H2 sedangkan pada reaksi dengan HCl terjadi subtitusi gugus OH dengan Cl dan menghasilkan H2O
reaksi ini bersifat khas sehingga kalian harus menghafal masing-masing hasil reaksinya.
d. Reaksi oksidasi/pembakaran Alkohol
Semua senyawa karbon yang bereaksi dengan oksigen dengan jumlah yang mencukupi sering dikenal dengan reaksi pembakaran sempurna akan menghasilkan hasil akhir berupa CO2 dan H2O. sedangkan pada reaksi pembakaran tidak sempurna (kekurangan oksigen) CO2 tidak akan terbentuk namun akan terbentuk CO. sehingga reaksi oksidasi alkohol juga menghasilkan hasil akhir CO2 dan H2O, sebagai contoh :
namun reaksi oksidasi ini sebenarnya terdiri dari beberapa tahapan yang hasilnya berbeda-beda. Hal ini dapat digunakan untuk membedakan jenis-jenis alkohol. reaksi yang terjadi.
1. Alkohol primer akan melalui 2 tahapan pada tahap pertamaakan menghasilkan aldehida/alkanal, kemudai apabila dioksidasi lagi akan menghasilkan asam karbosilat.
R dan R' adalah rantai C
3. Alkohol tersier ridak dapat terjadi reaksi oksidasi.
e. dengan H2SO4 pada suhu tinggi akan melepas air/H2O (reaksi dehidrasi) dengan dua jenis reaksi berdasarkan suhunya :
(2) pada suhu 170 - 180 akan menghasilkan alkena
- 2. ETER / ALKOKSI ALKANA
Eter merupakan pasangan isomer gugus fungsi dari alkohol. cara membedakan alkohol dan eter adalah dengan mereaksikannya dengan logam Na an PCl3. pada alkohol akan terjadi reaksi sedangkan eter tidak terjadi reaksi. selain itu titik didih alkohol lebih tinggi dari eter karena alkohol mempunyai ikatan hidrogen. perbedaan yang lainnya adalah kelarutannya dalam air, alkohol mudah larut dalam air sedangkan eter sukar larut dalam air.
Reaksi-reaksi dalam Eter
a. reaksi oksidasi
seperti halnya alkohol dan senyawa-senyawa karbon yang lain reaksi oksidasi akan menghasilkan hasil akhir CO2 dan H2O
b. dengan PCl5
Eter tidak dapat bereaksi dengan PCl3 namun dapat bereaksi dengan PCl5, hal ini juga berlaku untuk unsur halida yang lain seperti F, Br dan I. misalnya PBr3, PBr5 dsb
Membedakan Alkohol dan Eter
Alkohol dan Eter merupakan isomer fungsi dengan rumus umum CnH2n+2O. Namun demikian, kedua homolog ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda nyata, baik sifat fisis maupun sifat kimia. Alkohol mempunyai titik didih dan titik lelelh yang jauh lebih tinggi daripada eter. Hal ini terjadi karena gugus alkohol (-OH) bersifat polar dan menyebabkan adanya ikatan hidrogen antarmolekul alkohol, sedangkan eter bersifat kurang polar dan tidak mempunyai ikatan hidrogen antarmolekulnya. Perbedaan yang cukup nyata juga tampak pada kelarutannya dalam air. Kelarutan alkohol dalam air jauh lebih besar daripada eter. Hal ini juga berkaitan dengan gugus fungsi alkohol yang bersifat polar. Antara alkohol dan air bias membentuk ikatan hidrogen.
Secara kimia, alcohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan reaksinya dengan natrium dan fosforus pentaklorida.
- Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak bereaksi.
- Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkan eter bereaksi tetapi tidak menghasilkan HCl.
R-O-H + PCl5 R-Cl + H-Cl + POCl3
R-O-R’ + PCl5 R-Cl + R’_Cl + POCl3
3. ALDEHID/ALKANAL
b. direduksi dengan H2 menghasilkan alkohol primer
kedua reaksi di atas merupakan reaksi yang sama dengan reaksi alkohol primer.
4. KETON
Keton merupakan isomer gugus fungsi dari aldehid/alkanal. Perbedaannya terletak pada reaksinya dengan fehling dan keton.
Membedakan Aldehida dengan Keton
Aldehida dan keton merupakan isomer fungsional. Namun demikian, kedua golongan senyawa ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Satu cara untuk membedakan aldehida dengan keton adalah dengan pereaksi Tollens atau pereaksi Fehling. Aldehida bereaksi positif dengan kedua pereaksi itu, sedangkan keton bereaksi negatif. Pereaksi Tollens akan menghasilkan endapan perak sedangkan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata.
5. ASAM KARBOKSILAT
Reaksi-reaksi yang dapat terjadi dalam asam karboksilat antara lain :
a. Reaksi Esterifikasi
yakni reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol.
b. Reaksi Penetralan
Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentk garam dan air.
CH3COOH + NaOH NaCH3COO + H2O
c. Reaksi Saponifikasi (Penyabunan)
6. ESTER
Reaksi-reaksi yang dapat trerjadi pada ester
a. reaksi hidrolisi ester, yakni kebalikan dari reaksi esterifikasi
b. reaksi saponifikasi
seperti halnya asam karboksilat, ester juga dapat terjadi reaksi saponifikasi. Namun hasil sampingannya bukan air (H2O) namun alkohol.
7. HALOALKANA
Haloalkana merupakan bahan industry yang sangat penting. Haloalkana dibuat dari alkana melalui reaksi substitusi. Haloalkana selanjutnya dapat diubah menjadi bahan kimia lain melalui berbagai reaksi, khususnya substitusi dan eliminasi. Beberapa reaksi penting haloalkana adalah :
- Substitusi Atom Halogen dengan gugus –OH
Atom halogen dari haloalkana dapat diganti oleh gugus –OH jikahaloalkana direaksikan dengan suatu larutan basakuat, misalnya dengan NaOH
- Eliminasi HX
Tidak ada komentar:
Posting Komentar